Categories Bazarts Event

ANIMASI CLUB BAZARTS Vol.3 “SILUET”

Halo para anima clubbers! Bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Indonesia, kami dengan bangga mempersembahkan Animasi Club BazArts kali ketiga. Ini adalah bukti nyata dari konsistensi dan semangat kami dalam mendukung para pecinta animasi. Seperti edisi sebelumnya, Animasi Club BazArts kembali sebagai tempat berkumpulnya para profesional dan pembelajar di dunia animasi.

Tema utama kami untuk kali ini adalah “SILUET.” Tema ini dipilih dengan pertimbangan matang, karena kami ingin menghadirkan Animasi Bayangan dengan Teknik Shadow Puppet sebagai program utama pembelajaran. Kami dengan bangga mengundang pakar ahli dalam bidang ini untuk berbagi pengetahuan kepada kalian. Ketua program kami, Ahmad Raihan, telah membuka resmi Animasi Club BazArts vol.3 ini. Suasana meriah menyambut antusiasme peserta yang hadir untuk mengikuti berbagai program menarik selama dua hari, yakni pada tanggal 25-26 Agustus 2023, di Sleman Creative Space. 

Penyelenggaraan BazArts pasar seni sekaligus ajang pameran bagai para kreator seni lokal akan selalu hadir menjadi bagian dari Animasi Club BazArt ditiap edisinya. BazArts memberikan peluang kepada para penjual atau seniman untuk memperkenalkan produk atau karya asli mereka kepada khalayak yang lebih luas. Hal ini menciptakan lingkungan yang mengundang interaksi antara pengunjung dan peserta. Beberapa peserta yang telah berpartisipasi termasuk @hizart_studio, @sebart.artworks, @penggunastand.id, dan lain-lain, mengisi tenant yang telah disiapkan. Tidak hanya itu ditengah keberadaan tenant-tenant yang berpartisipasi, terdapat stand dari @terastapallas yang hadir kali ini sebagai support untuk memenuhi kebutuhan jajan dan minuman kepada peserta yang hadir.


Selanjutnya, selama dua hari yang telah berlangsung, Animasi Club telah merancang serangkaian program menarik dalam setiap sesi acara. Program-program tersebut meliputi Gathering Community, Talk Show, Layar Tancap, Workshop, Artbook Silang, dan seperti biasa, sesi Animation Screening yang juga dilengkapi dengan Artist Talk sebagai penutup acara puncak Animasi Club BazArts Vol.3.

Kami telah merangkum keseruan program melalui artikel liputan ini. Kami berharap bahwa bagi mereka yang belum sempat hadir, mereka dapat mengambil manfaat dari berita ini yang akan meningkatkan wawasan mereka dalam dunia animasi. Semoga acara ini dapat memberikan tambahan wawasan yang berharga bagi semua peserta.

Animasi Club BazArts Vol.3 Day 1

Jum’at 25 Agustus 2023

GATHERING COMMUNITY – BLENDER ARMY INDONESIA

Bertepatan dengan bulan Agustus 2023, komunitas Blender Army Indonesia berkumpul secara offline untuk bernostalgia sekaligus merayakan hari ulang tahunnya yang ke-14. Gathering ini diisi dengan menghadirkan beberapa tokoh pengembang komunitas Blender Army Indonesia. Diantaranya Hizaro (Founder Blender Army), Adhi Hargo (Admin Blender Army Pusat), Konan Temmy Susanto (CG Artist) dan Wisnu (3D Artist). Banyak peserta dan anggota yang tergabung dalam group facebook Blender Army Indonesia yang hadir untuk bertemu langsung tokoh penggerak di belakang komunitas ini. Mereka berkumpul dan serius mendengarkan para tokoh bernostalgia menceritakan kembali perjalanan awal bagaimana Blender Army ini dibentuk.

Hizkia membuka tirai tentang sejarah Komunitas Blender Army Indonesia yang tak hanya menjadi tempat berkumpulnya pencinta animasi, tetapi juga wadah bagi mereka yang ingin menggali potensi software open source. Dimulai dengan inisiasi almarhum Mas Edy yang menggebu-gebu untuk menciptakan film dengan menggunakan software open source. Maka lahirlah komunitas bernama “Blenderan”. Awalnya, mereka fokus pada penciptaan film, tetapi kemudian beralih menjadi pendiri komunitas pengguna software open source yang ringan untuk digunakan di PC. Pada saat yang sama, Indonesia Animation Group juga ada, tetapi kurangnya saluran pembelajaran menjadi kendala. Untuk mengatasi masalah ini, mereka menggunakan platform seperti forum Kaskus dan blog untuk mengumpulkan anggota dan berbagi pengetahuan. Dengan bertambahnya anggota yang bersemangat, komunitas ini berkembang pesat. Akhirnya, mereka membentuk Blender Army dalam skala regional, termasuk Blender Army Malang, Surabaya, dan Jakarta. Ini adalah tonggak sejarah yang menandai semangat dan dedikasi Komunitas Blender Army Indonesia dalam mengembangkan animasi dan mendukung perangkat lunak open source di tanah air.

Adhi menambahkan , sebagai admin group yang proof posting di group pusat Blender Army Indonesia. Adhi mulai membuat tutorial, sebagai cara belajar. Menjawab pertanyaan di grup untuk belajar yang dulunya bernama Forum Blender Indonesia sebelum menjadi Blender Army Indonesia. Adhi pun mulai bekerja di studio animasi saat itu diantaranya Cleo animation, hello motion, hika animation. Baginya bekerja juga dalam proses belajar mulai dari compositing, rigging, script otomatisasi. Sampai akhirnya programming. Dan kini membuat software animasi.


Konan Susanto juga berbagi cerita tentang pengalamannya di industri animasi. Konan kenal Blender Army tahun 2014, tetapi terjun di dunia animasi sejak th 1994, mulai belajar 3D tahun 1998 dan bergabung diIndonesia animation group tahun 2001 mulai gabung. Tahun 1999 dia mendirikan studio animasi di Jogja. Tahun 2005 mulai jadi mentor disekolah animasi pertama. Dan berpartisipasi pada open movie pertama elephant dream, tahun 2007 sebagai instruktur animator 3d. Tahun 2009 menggunakan blender sebagai game developer. Adapun Wisnu turut berbagi perjalanannya dalam meraih karir profesional saat ini. Keterbatasan akses internet selama menjadi Mahasiswa ia memanfaatkan waktu berkunjung di Warnet untuk mencari tutorial dan info lomba serta kolaborasi karya dengan komunitas lain.

Para peserta serius mendengarkan dengan seksama dan banyak mengambil pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman narasumber. Perkumpulan diakhiri dengan memotong kue sebagai tanda perayaan lahirnya Blender Army Indonesia yang ke-14th. Para peserta yang hadir pun menikmati Bakwan Kawi gratis sebagai salah satu bentuk perayaan yang mengisi kemeriahan hari jadi Blender Army Indonesia. Selamat!

TALKSHOW- Ruang Obrol bersama Blender Army Indonesia
Blender, software 3D yang awalnya berbayar, kini menjadi sorotan utama di Indonesia karena transformasinya menjadi software open source yang populer. Dalam sebuah talkshow menarik, Bersama @ruang_obrol yang dipandu oleh Daris dan Bagas serta narasumber Hizkia (Hiza), Adhi dan Konan Susanto akan mengulik perjalanan luar biasa Blender dari kebangkrutan hingga menjadi andalan bagi banyak pengguna di tanah air.

Awalnya, software 3D Blender pernah menjadi produk berbayar. Namun, ketika perusahaan di belakangnya mulai bangkrut, dia meng-open source kan Blender untuk bisa diakses siapapun. Beberapa orang mulai mencoba dan menikmati software tak berbayar tersebut. Penggunaan fitur yang mudah dan ringan membuat software ini semakin banyak diminati. Selain itu, software kompetitor seperti Autodesk 3ds Max yang membutuhkan investasi ribuan dolar menjadi semakin tidak terjangkau kala itu. Banyaknya peminat pengguna blender melahirkan beberapa komunitas untuk berbagi tutorial, review yang membuat software ini semakin berkembang. Dan 10 tahun terakhir software ini sangat digemari karena gratis. Tidak hanya mencakup skala penggunaan pribadi tetapi juga industri animasi.

Talkshow ini menyoroti salah satu aspek unik dari Blender, yaitu pengembangannya oleh komunitas. Para pengguna Blender dapat mengajukan proposal untuk fitur-fitur baru, yang kemudian dikembangkan oleh sukarelawan di seluruh dunia. Tutorial juga banyak tersedia, membuat Blender menjadi pilihan yang lebih fleksibel bagi para pengguna pemula maupun yang berpengalaman.

Dalam diskusi yang menarik, panelis talkshow membahas berbagai industri yang mulai beralih ke Blender. Pixar, salah satu nama terkemuka dalam animasi dunia, juga mulai menggunakan Blender, kata Hiza. Selain itu, Tangent Animation yang meluncurkan film “Next Gen” pada tahun 2020 di Netflix, menggunakan Blender sebagai alat utama dalam produksi mereka. Ini adalah bukti bahwa Blender telah mendapatkan tempat di hati industri kreatif.

Poin penting yang dibahas adalah kekuatan komunitas di balik Blender. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu Hiza, “Semua akan beralih ke Blender pada waktunya.” Keberhasilan Blender sebagai software open source bisa bertahan karena komunitas yang aktif, dan proyek-proyek “open movie” telah membantu dalam pengembangan software ini.

Panelis talkshow juga membahas alasan-alasan orang memilih Blender. Mudah digunakan, nyaman, dan, yang paling penting, gratis adalah beberapa alasan utama yang membuat Blender begitu diminati. Selain itu, adanya Blender Market sebagai platform untuk menjual assets juga telah memberikan kesempatan bagi para kreator untuk memonetisasi karya mereka, ungkap Adhi.

Tidak hanya di Indonesia, tetapi Blender juga telah merambah ke dunia animasi Jepang. Studio-studio animasi ternama dari Jepang juga mulai memanfaatkan Blender dalam produksi mereka, kata Konan Susanto. Ini adalah bukti bahwa Blender bukan hanya alat yang populer di kalangan individu, tetapi juga telah diterima oleh industri kreatif secara global.

Talkshow ini adalah bukti nyata bahwa Blender telah menjadi permainan yang serius dalam industri 3D dan animasi. Dengan komunitas yang kuat, fleksibilitas, dan biaya nol, Blender terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu alat kreatif terkemuka di dunia. Seperti yang dikatakan oleh Hiza dalam talkshow ini, “Semua akan beralih ke Blender pada waktunya,” dan sepertinya masa depan cerah bagi software ini di Indonesia dan di seluruh dunia.

LAYAR TANCAP

Layar tancap menjadi sesi penghujung acara yang menutup kegiatan program Animasi Club BazArts Vol.3 di hari pertama. Para peserta menikmati film yang tersajikan secara gratis. Film-film yang diputar merupakan kompilasi film animasi yang diproduksi dengan 3d blender. Film-film tersebut diantaranya:
1. 3 seri film pendek : Caminandez 1,2,3
2. Big Bug Bunny
3. Sintel
4. Tears of Steel
5. Sprite Fright
6. Dynamo Dream Eps. 1

Berkaitan tentang 3D Blender topik utama yang menjadi sorotan di hari pertama ini, film tersebut membuktikan sekaligus menambah wawasan bagi peserta. Bahwa, 3D blender adalah bukti software tak berbayar yang mampu memberikan kualitas yang baik untuk produksi film animasi. Kemeriahan hari pertama Animasi Club BazArts vol.3 diakhiri dengan foto bersama :).

Animasi Club BazArts Day 2
Sabtu 25 Agustus 2023

WORKSHOP ANIMASI – Teknik Wayang Lostang bersama Samuel Indraatma.

Acara workshop animasi dengan teknik Wayang Lostang pada Animasi Club BazArts Vol.3 diawali dengan perkenalan yang memukau. Mulai dari perkenalan hangat narasumber Samuel Indraatma hingga peserta yang datang dari berbagai penjuru. Mulai dari Cilacap, Bandung, hingga Bali. Dalam keragaman ini, peserta juga terdiri dari berbagai profesi mulai dari siswa, mahasiswa dan guru serta kehadiran Daud Nugraha kreator animasi wayang Desa Timun, menciptakan suasana yang dinamis dan penuh inspirasi.

Peserta diajak untuk memahami teknik “lostang” melalui pemutaran behind the scenes yang mencakup sketsa dan proses pembentukan konsep wayang. Pendekatan yang digunakan adalah metode hybrid, yang mencampurkan elemen-elemen untuk membentuk siluet yang unik. Sebagai contoh, salah satu karya menggunakan seorang pria kurus untuk menciptakan karakter yang menyerupai wayang.


Selanjutnya, para peserta diberi tugas untuk merancang sketsa karakter yang akan dihadirkan dalam bentuk wayang yang unik. Tantangannya adalah bagaimana karakter tersebut dapat diaplikasikan ke dalam wayang sehingga menciptakan visualisasi bayangan yang unik dan menarik. Disela para peserta merenungkan dan mengumpulkan ide-ide awal menciptakan karakter, Lida mengajak samuel untuk berdiskusi dan sharing kepada peserta. Diskusi pun berkembang dengan Lida memunculkan pertanyaan penting: bagaimana mencari titik temu antara idealisme seni dan komersialisasi? Pembicara Samuel memberikan wawasan berharga dengan mengatakan bahwa tidak perlu memaksakan kedua elemen ini untuk bertemu. Artinya, tidak semua karya seni harus dimaksudkan untuk komersial. Sebaliknya, kunci adalah membuat keputusan awal tentang tujuan karya dan bagaimana menggali ide-ide awal. Samuel menegaskan bahwa karya seni yang bersifat idealis atau non-komersial tetap dapat di-komersialisasi, misalnya dengan mendapatkan dukungan dari sponsor. Terkadang, karya yang sulit dimengerti oleh banyak orang akan diterima lebih baik setelah mendapatkan dukungan finansial. Ini adalah cara untuk menciptakan budaya menonton dari produk seni tersebut.

Peserta workshop berhasil mengeksplorasi aspek kreatif dan kolaboratif yang unik dalam proses pembuatan karakter. Semuanya dimulai dengan langkah-langkah awal, seperti mengembangkan ide, membuat sketsa karakter, hingga melibatkan tangan-tangan cekatan dalam memotong dan menyatukan karakter pada kayu penyangga. Kreativitas tak berhenti di situ. Hasil karya dari para peserta dikumpulkan dan ditempatkan dengan apik pada sebuah nampan. Nampan ini kemudian menjadi pondasi berdirinya wayang, dan wayang kertas disorot dengan pencahayaan khusus untuk menciptakan bayangan yang mengesankan . Selama proses ini, tak hanya karya yang direkam, tetapi juga diiringi oleh musik latar yang diciptakan dari suara-suara beberapa peserta, menciptakan pengalaman yang memikat dalam waktu 3 jam.

Semua langkah-langkah ini tidak hanya menjadi eksplorasi kreatif yang unik, tetapi juga mewujudkan kolaborasi yang erat antara peserta. Workshop ini menjadi pengalaman yang seru dan memuaskan, memungkinkan setiap peserta untuk merasakan kegembiraan dalam menggali potensi kreatif mereka dalam dunia animasi dan seni bayangan.

ARTBOOK X SILANG
Sesi Artbook Silang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para kolektor buku, kreator seni juga para pembelajar. Pada suasana sore yang cerah, mereka berkumpul dan siap berbagi info menarik serta saling bertukar artbook yang mereka bawa. Dalam acara yang penuh semangat ini, Hiza memulai percakapan dengan membawa buku Annecy, sebuah Artbook yang mengungkap sejarah indah kota Annecy. Almira menyusul dengan membawa buku Work Building Book of Dahdala, sebuah buku seni konsep yang memikat. Farris hadir dengan koleksi Secret Archives Detective Conan, sementara Chonie membawa The Art of Juki, yang berisi beragam karakter, termasuk figur-figur dan asset-assetnya yang menarik. Raihan juga tak ketinggalan dengan membawa buku The Art of the Movie Spiderman, yang membawa kami lebih dekat ke dalam dunia Spiderman yang penuh aksi.

Namun, tidak hanya halaman-halaman indah dalam buku yang mereka bagikan, tetapi juga kisah di balik bagaimana mereka mendapatkan buku-buku tersebut. Kisah perjalanan mereka mulai dari proses pemesanan yang memakan waktu hingga mencari kesempatan di pameran dengan diskon besar atau menjelajahi pasar buku bekas untuk menemukan artbook impor dengan harga belasan ribu.
Ini bukan hanya acara tukar artbook biasa, tetapi juga sebuah perjalanan inspiratif yang memperkaya wawasan kita tentang seni dan penggemar seni yang berdedikasi. Kisah-kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap halaman dalam sebuah buku adalah sebuah petualangan yang berharga, dan melalui berbagi, kita dapat merasakan keindahan dan kegembiraan dalam seni bersama-sama.

FILM SCREENING – Shadow Animation

Shadow puppet / wayang telah cukup dikenal di nusantara, tidak banyak yang membuat shadow animation. Samuel Indratma dan Daud Nugraha adalah dua dari sedikit kreator yang berkarya dengan shadow animation. Acara ini merayakan teknik animasi bayangan yang legendaris dengan memutar film “LOSTANG Extended” karya Samuel Indratma dan “Desa Timun” karya Daud Nugraha. Pertunjukan film dengan teknik Shadow Animation ini sukses besar dalam menghibur penonton dan ruangan dipenuhi dengan antusiasme yang luar biasa. Terlihat jelas dari kursi penonton yang penuh hingga ke bagian depan layar.

Seperti biasa, setelah pemutaran Moderator Kusmalida menghadirkan sesi Artist Talk setelah pemutaran film. Ini memberikan kesempatan berharga bagi penonton untuk lebih memahami proses kreatif di balik karya-karya ini. Sang kreator pun dengan semangat dan antusias membagikan pengalaman kreatif yang sangat layak untuk di apresiasi. Daud Nugraha dan Samuel Indratma sama-sama berbagi mengenai perjalanan mereka yang dari background yang berbeda hingga keduanya memutuskan untuk membuat film animasi siluet atau bayangan. Kecintaan terhadap wayang menjadi alasan utama kenapa mereka memilih teknik tersebut.

Setelah rangkaian program pemutaran film, teman-teman peserta workshop yang berkolaborasi bersama Samuel Indratma tampil dalam pertunjukan wayang yang sangat mengesankan. Mereka mempersembahkan wayang-wayang yang telah mereka buat dengan penuh dedikasi dan kreativitas. Namun, momen puncak yang penuh kejutan terjadi ketika mereka secara spontan berkolaborasi dengan tim dalang dari Desa Timun. Pertunjukan wayang kolaboratif ini menghadirkan pengalaman yang tak terlupakan bagi seluruh penonton. Sentuhan seni dan budaya dari dua kelompok yang berbeda berkumpul dalam harmoni, menciptakan sesuatu yang istimewa dan mempesona. Pertunjukan kolaboratif ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memupuk rasa kebersamaan dan apresiasi terhadap kekayaan seni tradisional Indonesia malam itu. (NDL)


Penulis : Nastiti Dwi Lestari

Pengkaji Animasi, Creative Director, Journalist, Freelance Graphic Designer. Magister Student of Videography at ISI Yogyakarta. Aktif berkomunitas di Animasi Club.

More From Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like