Sumber gambar: akurat.co & imdb.com
Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan oleh kasus kekerasan di Brandoville Studio. Berita ini mencuat setelah CS, seorang mantan pekerja, melaporkan dugaan ancaman pembunuhan, serta kekerasan fisik dan verbal oleh Cherry Lai, istri CEO studio tersebut. CS mengklaim mengalami kekerasan tersebut selama lima tahun bekerja. Pengakuan ini mendorong sejumlah mantan pekerja lain untuk turut menyuarakan pengalaman mereka tentang lingkungan kerja di studio tersebut. Kasus ini menjadi perbincangan luas di media sosial, terutama pada platform X.
Tak lama kemudian, media sosial kembali diramaikan oleh kabar dari studio animasi Amerika Serikat, Pixar Studio. Setelah rilisnya film Inside Out 2, yang memecahkan rekor box office dengan pendapatan $1,6 miliar, banyak animator yang terlibat dalam produksi film tersebut mengalami pemutusan hubungan kerja, dan tidak menerima bonus yang biasanya diberikan. Para pekerja ini mengaku telah bekerja dalam kondisi yang sangat berat, termasuk lembur berlebihan selama berbulan-bulan. Pemutusan hubungan kerja tersebut terjadi tak lama setelah film dirilis, dengan sekitar 175 karyawan kehilangan pekerjaan. Banyak yang menyatakan kecewa dan merasa dirugikan karena kehilangan bonus yang telah menjadi bagian penting dari kompensasi mereka.
Sumber gambar: canva images
Kasus Brandoville Studio dan Pixar sudah cukup membuka mata kita tentang pentingnya mencermati kontrak kerja sebelum menandatangani perjanjian kerja dengan studio animasi. Lingkungan kerja yang abusif di Brandoville dan ketidakadilan terkait bonus di Pixar menjadi contoh nyata bahwa, jika kita sebagai pekerja tidak memperhatikan kontrak dengan cermat, kita beresiko terjebak dalam situasi yang merugikan. Kasus-kasus ini menunjukkan pentingnya ketelitian dan kesadaran akan hak serta kewajiban kita sebelum terlibat dalam proyek apa pun.
Pengalaman pribadi saya bekerja sebagai animator hingga posisi lead animator selama tiga tahun, pada sebuah studio, memberikan pelajaran langsung akan pentingnya memahami isi kontrak kerja. Salah satu hal yang sering terjadi adalah ketidakjelasan durasi lembur dan pembagian tugas. Akibatnya saat saya bekerja dalam tim animasi, masalah jam kerja yang tidak sesuai standar muncul, utamanya karena studio tersebut memiliki klien tetap di luar negeri. Perbedaan waktu antara studio dengan klien, secara langsung berpengaruh pada jam kerja kami. Masalah ini memburuk pada masa-masa menjelang tenggat waktu. Sering kali kami terpaksa bekerja lembur tanpa kompensasi yang memadai. Pembagian tugas pun tidak selalu adil. Animator baru sering kali mendapat shot yang lebih mudah, sementara animator senior dihadapkan pada shot yang sulit dan kompleks. Tidak ada insentif yang menyertai perbedaan tingkat kesulitan tersebut. Animator yang sudah ahli banyak yang memilih berhenti karena tidak merasa dihargai atau tidak melihat prospek kenaikan gaji, sehingga pergantian tim sering terjadi ketika tim mulai terasa solid.
Selain pengalaman saya, pengalaman teman-teman lain di industri yang sama juga menunjukkan betapa pentingnya mencermati kontrak kerja sejak awal. Ada yang magang di sebuah studio tanpa batas waktu yang jelas, ada pula yang harus bekerja hingga enam bulan layaknya karyawan penuh waktu, namun dengan gaji magang. Pada kasus lain, seorang pekerja terjebak pada pilihan antara bekerja dalam situasi yang merugikan atau membayar penalti jika hendak mengundurkan diri sebelum kontrak habis. Ada juga yang, karena tinggal di mess yang disediakan oleh studio, harus bekerja hampir 24 jam tanpa waktu istirahat yang layak. Pengalaman-pengalaman ini semakin menekankan pentingnya memperhatikan hal-hal kecil dalam kontrak, yang bisa berdampak besar nantinya.
Tips untuk Pekerja Kreatif Sebelum Tanda Tangan Kontrak Kerja
- Periksa Reputasi Studio
Lakukan riset mendalam tentang reputasi studio. Gunakan forum seperti Glassdoor atau Reddit untuk melihat pengalaman pekerja maupun mantan pekerja studio yang dituju. Nama besar tidak selalu berarti lingkungan kerja yang baik, seperti yang terungkap di Brandoville. Pastikan manajemen, budaya kerja, dan kompensasi di studio tersebut sesuai dengan ekspektasi.
- Durasi Kontrak dan Jenis Pekerjaan
Dapatkan kejelasan mengenai durasi kontrak , utamanya bagi pekerja magang atau freelance. Dalam kontrak harus tertera batas waktu magang atau masa percobaan, serta kejelasan kapan status akan berubah menjadi karyawan tetap.
- Kompensasi dan Sistem Penalti
Perhatikan kompensasi yang dijanjikan dalam kontrak, termasuk bonus dan penalti jika ingin mengundurkan diri. Belajar dari kasus Pixar, jika bonus adalah bagian dari kerjasamamu dengan studio, mintalah uraian tentang bagaimana bonus akan dibagikan. Sistem penalti juga harus jelas dan adil. Perhatikan apakah penalti tersebut masuk akal dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
- Kebijakan Lembur dan Jam Kerja
Industri animasi sering kali memerlukan jam kerja ekstra. Pastikan kontrak mencantumkan aturan mengenai lembur, termasuk bagaimana kompensasi diberikan dan batas maksimal jam lembur. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan Indonesia, lembur wajib dibayar sesuai aturan, dan ada batasan jam lembur yang perlu diperhatikan.
- Fasilitas dan Peralatan Kerja
Pastikan studio menyediakan perangkat dan fasilitas yang memadai untuk memenuhi target kerja yang ditetapkan. Jangan sampai terjebak dalam situasi di mana perangkat yang disediakan justru menghambat produktivitasmu. Jika calon pekerja harus menggunakan perangkat pribadi, perhitungkan biaya perawatannya saat mendiskusikan nominal gaji.
- Gunakan Wawancara untuk Menilai Studio
Wawancara bukan hanya kesempatan bagi studio untuk menilai calon pekerja, tetapi juga sebaliknya. Gunakan kesempatan ini untuk bertanya tentang budaya kerja, manajemen, kebijakan lembur, dan bagaimana studio memandang kontribusi pekerjanya.
- Integritas dalam Bekerja
Selain memahami hak pekerja, kita juga sebaiknya berkomitmen untuk berkontribusi dalam menciptakan budaya kerja yang baik. Mengulur-ulur waktu untuk mendapatkan bayaran lembur atau mengerjakan proyek di luar studio pada jam kerja adalah contoh perilaku yang merusak produktivitas tim, dan berpotensi menimbulkan kebijakan yang merugikan orang lain. Sebagai pekerja kita harus bisa menilai bagaimana integritas kita juga akan memengaruhi lingkungan kerja. Keseimbangan antara hak pekerja dan keberlanjutan studio adalah kunci untuk karier yang stabil dan berkelanjutan.
Kesimpulan: Learn, Earn, and Appreciation
Idealnya, suatu pekerjaan sebaiknya adalah yang memberikan kesempatan untuk belajar (learn), menghasilkan penghasilan yang layak (earn), dan mendapatkan apresiasi (appreciation) atas kontribusi pekerja. Dengan memahami kontrak kerja secara menyeluruh, kita bisa memastikan bahwa pekerjaan yang dipilih tidak hanya memberikan penghasilan, tetapi juga kesempatan untuk berkembang dan dihargai.