Bulan Juni adalah bulan yang istimewa bagi para mahasiswa animasi. Selain menjadi bulan pergantian tahun ajaran baru, Juni juga menjadi momen di mana mahasiswa animasi siap mempresentasikan karya tugas akhir mereka, sementara calon mahasiswa animasi mulai mempersiapkan diri untuk studi mereka. Dalam suasana penuh antusiasme ini, tim Animasi Club berhasil menyelenggarakan acara Pemutaran dan Diskusi Edisi 34 bertajuk Animasi Pelajar pada Selasa, 25 Juni 2024 pukul 19.30 di Jogja Nasional Museum.
Acara yang bertajuk “Animasi Pelajar” ini berlangsung meriah dan tidak hanya dinikmati oleh penonton yang datang khusus untuk menyaksikan pemutaran film, namun juga oleh seluruh pengunjung Jogja Nasional Museum. Sebanyak sepuluh film animasi karya pelajar dari berbagai institusi pendidikan nasional maupun internasional berhasil diputar dalam acara ini. Berikut adalah daftar film yang diputar:
- Mutesic karya Irishana Syafiqa (Institut Seni Indonesia Yogyakarta)
- Metanoia karya Nadhira Faza Khalista (Institut Seni Indonesia Yogyakarta)
- Acil Kecil dan Si Kancil karya David Benjamin (Universitas Bina Nusantara)
- Bawang Merah dan Bawang Putih: Tale of Two Maidens karya Shana Amabel (Universitas Multimedia Nusantara)
- Flightless Bird karya Theodora Tania, Clarecia Nathanael, Joanne Sydney Gelby (Universitas Bina Nusantara)
- Stay In Touch karya Suwaphat D, Suwimon S, Aunyamanee S. (King Mongkut’s University of Technology Thonburi)
- Testimony karya Sumin Ha (California Institute of The Arts)
- On The Street karya Pornwadee Titapaisarnpon, Pornsawan Ingamornrat, Laliphat Chaipornchalerm (King Mongkut’s University of Technology Thonburi)
- Candy Apple karya Tianxiang Liu (California Institute of the Arts)
- Swallow Flying to the South karya Mochi Lin (Rhode Island School of Design)
Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi spesial bersama Dosen Animasi ISI Yogyakarta, Nissa Fijriani. Diskusi ini membahas peran pemutaran dan diskusi animasi pelajar dalam memberikan inspirasi bagi mahasiswa dan calon mahasiswa animasi. Dua kreator film, Marizki Hidayat (Kiki) dari karya Metanoia dan Kienas Yunan Aurelio Hartoso (Kien) dari karya Mutesic, turut hadir dalam diskusi yang dimoderatori oleh Kusmalida.
Kiki mengungkapkan bahwa pemutaran malam itu menemukan teknik yang menginspirasi untuk diterapkan dalam karyanya sendiri. Sementara itu, Kien menyoroti bahwa animasi lokal tidak kalah bagus dibandingkan dengan animasi internasional, dan pemutaran ini membantu memahami standar yang perlu dikejar dan memotivasi untuk terus memperbaiki kualitas. Dalam diskusi, Kusmalida bertanya kepada Kiki tentang asal dan proses pembuatan Metanoia. Kiki menjawab bahwa karya tersebut merupakan karya perdananya yang terinspirasi oleh film lain yang mengangkat isu perbedaan. Sedangkan Kien menjelaskan bahwa film musik yang ia buat terinspirasi dari temannya yang tuna rungu, menunjukkan bagaimana rasa takut bisa menjadi kekuatan dalam isu difabilitas.
Nissa Fijriani, dalam pandangannya, menekankan bahwa film yang disajikan dalam acara ini menggunakan berbagai teknik dan genre yang beragam. Keberagaman ini diharapkan selalu ada di lingkungan akademik karena banyak mahasiswa yang fokus pada teknik namun mengesampingkan isu yang diangkat dalam film. Ia menyarankan agar mahasiswa lebih peka terhadap lingkungan sekitar untuk menghasilkan film yang memiliki muatan kuat.
Diskusi juga mengupas tantangan dalam pembuatan film. Kiki menyebutkan tantangan utama adalah menyamakan visi di antara anggota tim dan masalah perangkat lunak yang berbeda-beda. Kien menambahkan bahwa kurangnya pemahaman dasar digital menjadi hambatan awal. Kusmalida menyimpulkan bahwa hambatan utama lebih fokus pada teknik, sementara cerita yang relevan sangat penting untuk disajikan.
Nissa juga menekankan pentingnya manajemen, mengasah hard skill dan soft skill bagi mahasiswa animasi. Ia menyarankan agar mahasiswa rajin berkarya sejak awal, membangun portofolio dari tugas kuliah, dan peka terhadap keadaan sekitar untuk mengolahnya menjadi cerita dalam film.
Acara ini sukses memberikan inspirasi dan wawasan baru bagi para mahasiswa animasi, memotivasi mereka untuk terus berkarya dan mengasah kemampuan dalam menghadapi industri animasi yang terus berkembang. (NDL)