Categories Bazarts Event

JI…RO…LU… | ANIMASI CLUB BAZART – Eps. 01

Ji Ro Lu, ungkapan hitungan satu, dua, tiga dalam bahasa Jawa yang kerap diucapkan sebelum memulai aksi. Ungkapan ini menjadi tanda sekaligus tema dibukanya sebuah awal yang segar dari Animasi Club, dengan meluncurnya edisi perdana Animasi Club BazArts di Sleman Creative Space pada 9-10 Juni 2023.

Animasi Club yang selama 33 episode kemarin telah melakukan screening dan diskusi tiap bulannya, kini menambah program dan aktivitas lainnya untuk memenuhi kebutuhan kreator dan penggemar animasi seperti MasterClass, Pasar Seni, Artbook Silang dan lain-lainnya.

Foto: Co-Founder Animasi Club Chonie Prysillya membuka acara. (Doc. Animasi Club)

Acara Animasi Club BazArt yang berlangsung cukup semangat dan meriah, dibuka langsung oleh Chonie Prysillia sebagai co-founder Animasi Club dan Marettama Dinda sebagai ketua program event Animasi Club BazArt edisi perdana. Suasana cerah di siang hari hingga menjelang malam mendukung keberlangsungan pembukaan acara dan beberapa program menarik didalamnya. Mulai dari BazArt pasar seni dengan berbagai lapak kreator yang menjajakan karya originalnya selama event berlangsung, Artbook Silang, Master Class Day 1 & Day 2, Pojok Menggambar hingga puncak acara Screening Film sukses menyemarakkan Animasi Club BazArt edisi perdana ini. 

BAZART

Penyelenggaraan bazar atau pasar selalu menjadi salah satu elemen umum yang terdapat dalam berbagai acara. Pada acara ini BazArt merupakan pasar seni yang memberikan kesempatan bagi para penjual atau kreator ilustrasi dan animasi untuk memperkenalkan produk atau karya original mereka kepada khalayak yang lebih luas. BazArt ini menciptakan lingkungan yang mengundang interaksi antara pengunjung dan peserta. Beberapa tenant yang telah berpartisipasi diantaranya @hizart_studio, @sebart.artworks, @tamparproduction dan lain-lainnya memenuhi tenant yang disediakan. Pengunjung memiliki kesempatan untuk berbaur dengan para penjual, bertanya tentang produk atau karya mereka, dan memahami proses pembuatan atau inspirasi di balik karya yang dipajang. Hal ini meningkatkan partisipasi dan ikatan sosial antara personal ataupun komunitas yang hadir.

Foto: Lapak karya salah satu tenant @penggunastand.id . (Doc. Animasi Club)

ARTBOOK X SILANG

Suasana sore yang cerah mendukung pertemuan antar kolektor Artbook yang berlangsung penuh semangat, terjadi saling berbagi informasi dan kegembiraan atas isi Artbook yang dibawa oleh masing-masing kolektor. Acara ini dihadiri oleh beragam latar belakang kolektor, penikmat buku hingga kreator film animasi.

Founder Animasi Club Hizkia Subiyantoro juga seorang sutradara animasi memantik diskusi dan bercerita tentang Artbook koleksinya. Baginya, mengoleksi Art Book adalah cara untuk memancing imajinasi dan kreativitas. Melalui koleksinya, Pria yang akrab dipanggil Hiza tersebut menyimpan jejak animasi Indonesia, membawa pengunjung pada petualangan visual yang menginspirasi.

“Salah satu tujuanku membuat produksi film animasi tuh biar punya buku Artbookku sendiri.”, ungkap Hiza dengan antusias.

Tidak hanya kolektor, acara ini juga menyambut pengunjung seperti Annisa, seorang peminat Art Book yang datang untuk menikmati keindahan karya-karya kreatif. Meskipun ia tidak membawa Art Book sendiri, semangat dan apresiasinya terhadap seni menjadi bagian tak terpisahkan dalam acara tersebut. Acara semakin meriah ketika moderator Kusmalida memberikan kesempatan pada tiap peserta untuk berbagi cerita tentang artbooknya secara bergiliran. Iza pun turut berbagi tentang Art Book-nya yang berjudul “Key Animation of Jiu-Jitsu Kaisen.” Buku tersebut menerangkan konsep-konsep mendalam yang tersembunyi dibalik sebuah film animasi, aspek-aspek yang tidak selalu terlihat dalam tayangan akhir film. Pengunjung takjub dengan kerumitan dan dedikasi para kreator dalam menciptakan setiap adegan yang menakjubkan. Wita pun turut berbagi, seorang kreator game dari sebuah studio di Jogja. Wita rela hadir disela jam kerjanya dengan membawa Art Book projek studio terbarunya. Buku tersebut mengungkapkan rahasia di balik layar dalam pembuatan game, dari desain karakter hingga latar belakang yang menarik. 

Foto: Wita berbagi cerita tentang Artbook buatan studionya.

Tak ketinggalan, Felicia, seorang seniman kreatif, membawa sketchbook pribadinya yang berisi karya-karya unik berupa gambar, stiker, sticky note, dan origami. Melalui karyanya, dia memperlihatkan ekspresi kreatif yang tanpa batas.

Pertemuan ini menjadi momen inspiratif bagi semua peserta, dimana koleksi Art Book menjadi jendela untuk memahami lebih dalam proses artistik di balik sebuah karya animasi, game, dan seni kreatif lainnya. Dalam suasana penuh apresiasi dan semangat, pertemuan kolektor Art Book ini berhasil menimbulkan rasa kagum dan memicu imajinasi, mengajak semua hadirin untuk melihat dunia dengan perspektif seni yang lebih luas.

MASTERCLASS Day 1

“How to Train to Your Monster” bersama Alfi Zachkyelle

Masterclass kreatif yang dinanti-nanti bersama Mas Alfi Zachkyelle. Seorang kreator komik dan animasi yang telah mengumpulkan lebih dari 25 tahun pengalaman, telah dilaksanakan. Dengan ceria dan antusiasme, Alfi berbagi kisahnya yang penuh warna, mengajak peserta untuk ‘belajar dari’ pengalaman hidup dan ilmu pengetahuan yang dibagikan sang maestro berdasarkan riset. 


Foto: Alfi mempresentasikan hasil risetnya

Proses kreatif Alfi juga menjadi sorotan utama dalam Masterclass ini. Masterclass ini bukan hanya sekadar sekumpulan tips dan trik untuk berbagi pengalamannya dalam menciptakan figur atau karakter Monster. Peserta diajak mengintip tahapan demi tahapan bagaimana sebuah ide bertransformasi menjadi sebuah karya yang memukau. Setiap presentasi karya yang dipaparkan menginspirasi peserta tentang pentingnya mengasah kemampuan teknis dan kreativitas tanpa batas dari hasil pengamatan. Tidak hanya itu, interaksi dalam Masterclass ini juga menjadi poin kunci yang tak terlupakan. Alfi dengan hangat menjawab pertanyaan dari peserta, memberikan pandangan mendalam tentang pandangannya terhadap industri kreatif, perkembangan tren, dan tantangannya.

Kesimpulannya, Masterclass bersama Alfi Zachkyelle telah menjadi momen berharga yang menginspirasi dan memberikan pandangan baru bagi semua peserta. Melalui pengalaman hidupnya yang mengilhami dan dedikasi pada seni, Alfi telah membuka pintu bagi para peserta untuk menemukan dan mengasah passion mereka sendiri.

POJOK MENGGAMBAR

Mengawali kemeriahan kegiatan Animasi Club Bazart Day 2, Pengunjung yang hadir diberikan kesempatan untuk berpartispasi mengeluarkan kreatifitas dan bakat seni mereka dalam karya seni visual melalui pojok menggambar. Keragaman kreativitas dan gaya menggambar menciptakan berbagai macam karakter yang unik dan mengagumkan. Antusiasme peserta terlihat dari kebebasan mengeksplorasi berbagai konsep, menciptakan dunia fantastis, dan menghidupkan karakter-karakter penuh warna dalam goresan mereka.

Foto: Peserta menyalurkan kreativitas melalui Pojok Menggambar . (Doc. Animasi Club)

Ada yang menggambar figur atau karakter berdasarkan imajinasi mereka, ada pula yang melakukan live sketching mendokumentasikan suasana acara ke dalam bentuk gambar yang dilakukan salah satu peserta. Setelah mereka menyelesaikan karya, peserta bisa memajang karya mereka di salah satu sudut ruang terbuka untuk bisa dinikmati pengunjung lain yang datang.

MASTERCLASS Day 2

“Tips & Trick Rigging BLENDER 3D” bersama Temmy ‘Konan’ Susanto

Masterclass hari kedua yang tidak kalah serunya. Dimulai dengan menyelami perjalanan dan pengalaman Temmy ‘Konan’ Susanto, dengan berbagi portofolio yang pernah dibuat melalui akun Poiema Studio. Dia memberikan gambaran tentang pembuatan dan hasil karya 3D-nya dengan menggunakan perangkat lunak yang terbatas di masa lalu. Sebelum memulai kelas, dengan penuh semangat moderator Hizkia Subiyantoro bertanya kepada peserta sejauh mana pengetahuan mereka tentang rigging dan hal-hal apa yang ingin mereka pelajari pada sesi ini agar Temmy dapat menyusun materi sesuai kebutuhan peserta. Pembahasan dalam masterclass ini berkisar pada hubungan antara objek dan Armatur dalam dunia rigging. Berbagai metode pelekatan antara objek dan tulang telah dipelajari. Begitu pula pembahasan masalah yang mungkin timbul pada tahapan ini, seperti objek sudut yang mengkerut atau menembus objek lain saat rotasi terjadi pada bagian sudut tersebut.

Foto: Sesi Temmy Konan Susanto (kiri) menjawab pertanyaan peserta, Moderator Hizkia (kanan) . (Doc. Animasi Club)

Teknik yang dijelaskan dalam kelas ini mencakup pivot rotate, shape key, dan empty objek. Dia juga menjelaskan tentang penggunaan vertex weight dan weight paint secara tepat. Temmy mengungkapkan,

“Kebanyakan  pemula menggunakan parent automatic weight (with automatic weight). Penggunaan armature harus memperhatikan vertex group agar menghasilkan distribusi pergerakan objek yang tepat. Dasar rigging perhatikan nominal weight pada vertex group pada bagian properties dan nominal pada vertex weight jika tidak melihat weight paint.”

“Ada pula penggunaan gradient untuk mengatur vertex weight pada weight paint. Tapi alangkah baiknya ini digunakan setelah mengatur vertex group agar lebih ketahuan bagian mana yang terpengaruh oleh armatur“,

sambung Temmy menjelaskan fungsi penggunaan vertex terhadap bone saat proses rigging.

Selain itu, Temmy juga memberikan tips dan mengenalkan fungsi pergerakan animasi menggunakan driver. Driver ini sangat efisien karena memungkinkan pergerakan animasi satu objek untuk mempengaruhi pergerakan objek lain, sehingga menghemat waktu dalam proses animasi. Driver juga dapat digunakan untuk mengendalikan vertex dalam teknik shape key, sehingga masalah objek sudut yang menembus objek lain saat berhimpitan dapat teratasi.

Dalam keseluruhan masterclass, peserta akan mendapatkan wawasan yang mendalam tentang rigging dan penerapannya dalam pembuatan animasi 3D. Materi ini mencakup berbagai teknik dan solusi untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul selama proses rigging dan animasi, sehingga peserta akan dapat meningkatkan keterampilan Blender 3D mereka dalam menciptakan karya 3D yang lebih kompleks dan realistis.

SCREENING Film Animasi O!PLA

Puncak acara Animasi Club Bazart menjadi momen yang tak terlupakan bagi para peserta saat mereka memasuki ruangan bioskop untuk menonton film-film terbaik dari Polandia dalam acara “Best of the Best O!PLA: Focus on Poland.” Festival animasi O!PLA pada acara Animasi Club Bazart ini menampilkan 15 koleksi film animasi yang sangat beragam, menawarkan berbagai cerita dan teknik yang kreatif dan inovatif. 

Setelah istirahat singkat, Moderator acara Kusmalida sekaligus translator melanjutkan sesi diskusi yang menarik bersama festival director, Piotr Kardas. Walaupun diskusi berlangsung melalui proses dalam jaringan malam itu, Piotr dengan hangat membagikan cerita bagaimana O!PLA telah mendukung dan mendorong keberagaman film-film dan membebaskan setiap kreator dalam menyampaikan ide dan gagasannya melalui karya filmnya. O!PLA sendiri telah menjadi wadah yang menghargai setiap sudut pandang, gaya, dan inspirasi dari para seniman animasi Polandia maupun internasional. Hal ini diharapkan mampu menginspirasi pengunjung yang hadir dan bersemangat untuk terus mengeksplorasi dan menyampaikan ide-ide mereka melalui seni animasi, mengikuti jejak para seniman Polandia yang telah mengukir prestasi dalam dunia animasi.

Foto: Sesi foto bersama Piotr Kardas produser O!pla dan peserta  setelah sesi screening dan diskusi .(Doc. Animasi Club)
Foto: Penutupan acara Animasi Club Bazart edisi perdana

Setelahnya para peserta diarahkan untuk berkumpul di panggung belakang. Secara resmi Animasi Club BazArts edisi pertama ini ditutup dengan pesan-pesan dari Ketua Panitia, Marettama Dinda, dan founder Animasi Club, Hizkia Subiyantoro. Tidak lupa sesi foto bersama antara panitia dan peserta yang menambah kehangatan puncak acara malam itu. (NDL)

Penulis | Nastiti Dwi Lestari (Volunteer)

Pengkaji Animasi, Freelance Graphic Designer. Magister Student of Videography at ISI Yogyakarta. Aktif berkomunitas di Animasi Club.

More From Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like