ANIMASI CLUB BAZARTS Vol.4 “KRIYA BERGERAK”

ANIMASI CLUB BAZARTS Vol.4 “KRIYA BERGERAK”

29-30 September 2023

Cuaca panas beberapa minggu terakhir tidak menyurutkan semangat para tim kreatif untuk mewujudkan kemeriahan Animasi Club Bazarts edisi ke empat kali ini. Animasi Club BazArts vol.4 berlangsung selama dua hari dengan cukup baik pada 29-30 September 2023 di Sleman Creative Space . Berbeda dari edisi-edisi sebelumnya, Animasi Club Bazart vol.4 merupakan event yang dirancang sebagai salah satu program Roadshow menyambut Craft Animfest yang ke-4 pada Oktober 2023 di Malang, Jawa Timur-Indonesia. Craft Animfest sendiri merupakan Festival Film Animasi Internasional pertama yang menggaungkan  kembali teknik animasi tradisional. Maka, tema Kriya Bergerak dipilih pada edisi keempat ini untuk mengenalkan lebih dalam kepada pengunjung tentang keterkaitan dunia crafting dan animasi sekaligus mendukung kemeriahan terselenggaranya Craft Animfest 2023. Dengan sedikit improvisas, Animasi Club berhasil memberikan program program yang tersaji menjadi lebih menarik. Program-program tersebut diantaranya Bazart atau Creator Market Exhibition, Artbook Silang, Talk Show, Workshop Pop Up, Sinema Komunitas, Claydate Workshop, Screening dan Live Music sebagai puncak hiburan penutup acara. Yuk kita ikuti ulasan liputannya berikut ini.

Animasi Club BazArts Vol.4 Day 1

Jum’at 29 September 2023

BAZART, CREATIVE MARKET EXHIBITION

Mempersiapkan Venue dengan sebaik mungkin agar peserta tenant dan pengunjung yang hadir bisa merasa nyaman mengikuti acara ini. Mulai dari kebersihan hingga dekorasi akan selalu menjadi perhatian utama sebelum memulai acara. Para pengguna tenant menjadi peserta yang hadir lebih awal untuk memulai persiapan pada setiap booth yang digunakan. Berbeda dari edisi sebelumnya kali ini Animasi Club membuka booth Etalase bagi para kreator yang ingin titip jual karena terbatas biaya dan juga jarak. Jadi bagi kalian kreator seni atau crafter yang berasal dari luar kota Yogyakarta bisa nih memperluas market kalian dengan memanfaatkan booth etalase pada edisi yang akan datang. 

Penampilan boot Etalase menjadi pusat perhatian dan daya tarik tersendiri karena didesain sebagai booth utama yang menampilkan karya dari beberapa kreator keren. Creative Market Exhibition ini bisa dikunjungi selama kegiatan Animasi Club Bazarts berlangsung 2 hari.

TALKSHOW bersama Sidharta founder IMAJIKU Workshop

Pada hari yang penuh inspirasi, nimasi dan dunia kriya bertemu dalam sebuah talkshow istimewa yang diadakan sre hari di Ampi Theatre Sleman Creative Space. Acara ini diawali dengan kata sambutan hangat dari Kusmalida sebagai Moderator memperkenalkan Sidharta dari Workshop Imajiku sebagai bintang tamu pada sesi Talkshow kali ini. Sidharta atau yang akrab dipanggil Mas Dharta ini adalah seniman pembuat kostum yang memiliki latar belakang pendidikan dalam desain komunikasi visual. Dharta membagi kisah perjalanan karir yang ia bangun  mulai dari komunitas bernama Workshop Imajiku bersama ketiga temannya. Workshop Imajiku sendiri berdiri sejak tahun 2006 dengan misi awal membuat film berkostum. Hobi dan ketekunan yang dirajut untuk membuat film berkostum membuat komunitas ini akhirnya berkembang dan bertahan hingga saat ini. Dharta sendiri memulai karirnya di dunia periklanan di Jakarta sebelum aktif sebagai pembuat kostum dan terjun ke dunia film. 

“Salah satu anggota menguasai komputer sambil belajar CGI dan lainnya belajar bikin kostum. Pada zamannya belum ada yang membuat film dengan teknik tersebut.” ujar Dharta berbagi cerita tentang awal perjalanan mereka dalam komunitas ini dan bagaimana mereka mengembangkan keterampilan mereka. Mereka menekankan bagaimana saat itu belum ada yang memadukan teknik CGI dan pembuatan kostum dalam industri film Indonesia.

Adapun salah satu momen berkesan dalam hidup Dharta sebagai pembuat kostum ini adalah ketika film pertama yang mereka buat menjadi promosi Stimika Yani. Film tersebut menarik perhatian sutradara terkenal, Hanung Bramantyo, yang meminta tim film tersebut untuk berkolaborasi di Jakarta. Ini menjadi awal dari perjalanan Dharta dalam industri film profesional, yang mencapai puncaknya dengan proyek film “Garuda Superhero” pada tahun 2014.

Sedangkan proyek terbaru atau terakhir diproduksi adalah film “Gatotkaca,” di mana kostum dua karakter utama dibuat di Prancis, sementara imajikunya diciptakan di Indonesia. Dharta menekankan pentingnya karakter terlihat nyata di kamera dan fleksibilitas dalam gerakan, dan bagaimana kendala-kendala dalam produksi bisa diatasi dengan kreativitas. 

Ketika ditanya mengenai eksplorasi masa depan, Dharta menyebutkan bahwa akses ke dunia film menjadi lebih mudah, dan mereka ingin lebih banyak terlibat dalam film. Dharta memiliki cita-cita untuk membuat film superhero lokal dengan karakter-karakter wayang (punakawan), dan mereka sedang berusaha untuk menciptakan materi yang bisa dijadikan prototipe. Mereka juga merencanakan untuk membuat film superhero komedi.

Terakhir pada sesi tanya jawab memantik diskusi yang menarik, Kusmalida dan Dharta membahas mengapa karakter superhero dari Barat tampak lebih kuat dibandingkan dengan karakter-karakter Indonesia. Dharta menyatakan bahwa hal ini sebagian besar disebabkan oleh perkembangan industri komik yang kuat di Barat, karakter-karakter maskulin yang mendominasi di Marvel, dan narasi superhero yang banyak dihasilkan oleh industri komik. Di Indonesia, pada saat itu, industri komik belum berkembang secara signifikan, dan karakter-karakter lokal seperti Gundala dan Sri Asih masih perlu berkembang lebih jauh.

Talkshow ini menjadi ajang inspirasi bagi para pencinta seni, animator, dan seniman kostum, mengingatkan kita akan pentingnya kostum dalam menciptakan karakter yang kuat dalam film dan animasi. Dalam pertemuan antara dunia animasi dan seni kriya, kita melihat potensi besar dalam menggabungkan kreativitas dalam menciptakan karya-karya luar biasa. Semoga talkshow ini menjadi langkah awal yang memotivasi lebih banyak kolaborasi dan eksplorasi di dunia seni di Indonesia.

WORKSHOP POP-UP bersama Mayang Masrad

Menjelang malam, sebuah sesi workshop crafting yang menginspirasi dan penuh kreativitas menghiasi Ruang Workshop hari pertama Animasi Club Bazarts Vol.4 Day 1. Sesi workshop kreatif hari ini menghadirkan Mayang Masrad, seorang seniman pop up freelance yang berbakat dan berpengalaman. Ia memulai kariernya dari nol, tetapi kegagalan yang pernah dialaminya menjadi pemicu motivasi untuk mendalami seni pop-up.

Mayang Masrad memulai sesi dengan berbagi kisah inspiratif tentang awal karirnya sebagai seniman pop-up. Ia memulai perjalanan kreatifnya setelah mengalami penolakan yang memotivasinya untuk mengejar hasrat dalam seni pop-up. Mayang sering menerima proyek pop-up, terutama sebagai media pembelajaran untuk anak-anak kuliah. Keberhasilan dalam seni pop-up membawanya meraih kemenangan dalam kompetisi seni, yang membukakan pintu perjalanan ke Ambon dan Singapura. Saat ini, fokus utamanya adalah berpartisipasi dalam lomba-lomba untuk terus menggali potensi eksploratifnya.

Mayang Masrad selanjutnya memperkenalkan peserta workshop pada sejarah pop-up. Ia menjelaskan bahwa pop-up awalnya dikenal sebagai “movable book,” dan mengungkapkan bahwa pop-up book tidak selalu harus tiga dimensi. Mayang memberikan wawasan menarik tentang perkembangan seni pop-up sepanjang sejarah, menjadikan sesi ini sebagai pengalaman belajar yang menyeluruh.

Lima Teknik Dasar Pop Up:

Mayang mengajarkan peserta workshop lima teknik dasar dalam seni pop-up, yang menjadi dasar dalam menciptakan karya pop-up yang menakjubkan:

1. V Folding: Teknik ini melibatkan lipatan kertas pada beberapa derajat, yang bergantung pada kebutuhan, untuk menciptakan elemen pop-up yang bergerak.

2. Internal Stand: Peserta belajar cara menciptakan elemen pop-up yang memiliki sudut 90°, memberikan dimensi tiga pada gambar.

3. Triangle Mouth: Mayang membagikan teknik ini untuk menciptakan elemen pop-up dengan mulut segitiga yang menarik.

4. Parallel Slide: Teknik ini digunakan untuk menciptakan efek pop-up yang bergerak sejajar.

5. Rotary: Peserta mendalami teknik ini untuk memungkinkan elemen pop-up berputar.

Praktik Langsung:

 Setelah pemahaman dasar terbentuk, Mayang dan para peserta beralih ke praktik langsung. Mereka menggunakan kertas dan materi yang telah disediakan oleh panitia untuk mencoba menerapkan kelima teknik tersebut dalam menciptakan karya pop-up mereka sendiri. Semua peserta dengan semangat menciptakan karya pop-up yang unik dan mencengangkan.

Selama proses pembelajaran, peserta workshop tidak hanya fokus pada pembuatan karya seni pop-up, tetapi juga saling berbagi cerita dan pengalaman kreatifitas di balik profesi dan perjalanan seni masing-masing. Diskusi dan pertukaran ide ini memperkaya pemahaman peserta tentang seni pop-up dan menginspirasi mereka untuk terus menggali potensi kreatif mereka.

Sesi workshop ini merupakan perpaduan yang sempurna antara kisah inspiratif, wawasan sejarah, pengajaran teknik dasar, serta pengalaman langsung dalam menciptakan karya seni. Semua peserta mengakhiri dengan pengetahuan dan keterampilan baru, serta semangat kreatif yang terus berkobar.

LAYAR SINEMA KOMUNITAS

Pada malam yang cerah dan penuh semangat, Animasi Club BazArts vol.4 mempersembahkan program baru yang mengusung ide unik, “Layar Sinema Komunitas.” Acara ini menghadirkan serangkaian film animasi yang berasal dari berbagai kalangan tanpa proses kurasi, membuka kesempatan bagi para pembuat film independen untuk berbagi karya mereka dengan dunia. Acara ini digelar di konsep outdoor sinema, memberikan pengalaman menonton yang berbeda di bawah langit malam yang cerah.

Pemutaran dimulai dengan berbagai karya animasi yang mencakup berbagai genre dan gaya, menciptakan pengalaman menonton yang beragam. Total durasi film yang diputar adalah 53 menit dari 15 film yang diputar, memungkinkan penonton untuk merasakan perjalanan yang memikat melalui dunia animasi.

Beberapa film yang telah diputar antara lain adalah

1. “Solved” oleh Richa N Setyawati, 

2. “Pingo Pingu” oleh Fikri Ediputra Cahyanto,

3.  “Tangkringan (Experimental)” Mas HA,

4.  “Jon Jumait” oleh Achmad Dwi Agung Riyanto,

5. “Cahaya Terang Di Langit Jogja” oleh Arya Wardhana,

6. “Kado Anniversary 5th Kedjux & Roifah” oleh Mas HA,

7.  “Paranoia” oleh Dzaki Fawwaz,

8.  “Cang & Kruk” oleh Afrizal Amri Rahman,

9.  “Marjinal” oleh Kusmalida,

10.  “Paman Datang” oleh Mas HA,

11.  “Pranawa-Sudah Waktunya” oleh Arik Aristyawan,

12.  “Trailer Bias Patriot” oleh Afrizal Amri Rahman,

13. “Himeko Terculyk” Mas HA,

14.  “Bird of The Red Forest” oleh Kusmalida,

15.  “Begog” oleh Wahyu Nurul Iman.

Sesi Diskusi dan Sharing:

Setelah pemutaran film selesai, moderator acara, Kusmalida, membuka sesi sharing dan diskusi. Peserta yang hadir, baik pembuat film maupun penonton, diberi kesempatan untuk berbicara tentang pengalaman mereka tentang proses kreatif dibalik pembuatan film. Diskusi ini memberikan wadah bagi para kreator film untuk berbagi cerita di balik karya mereka, inspirasi di balik cerita, serta tantangan yang mereka hadapi dalam proses pembuatan film animasi.

Kegiatan ini juga disemarakkan dengan kehadiran Mas Dharta, seorang praktisi pembuat kostum yang telah banyak berkontribusi dalam industri film. Dharta memberikan tanggapan yang hangat terhadap kegiatan “Layar Sinema Komunitas” ini, mendukung inisiatif untuk membuka pintu bagi pembuat film independen.

Program “Layar Sinema Komunitas” yang pertama kali digelar dalam Animasi Club BazArts vol.4 adalah sebuah kesuksesan besar. Ia menghadirkan peluang bagi pembuat film independen untuk memperlihatkan karya mereka dan memberikan penonton pengalaman menonton yang istimewa. Diskusi yang berlangsung setelah pemutaran film juga menjadi ajang memperdalam pemahaman tentang dunia animasi. Sesi ini mengakhiri kegiatan Animasi Club Bazarts Vol.4 di hari pertama yang cukup padat.

Animasi Club BazArts Vol.4 Day 2

Sabtu, 30 September 2023

ARTBOOK SILANG x Indonesia’s Sketchers Jogja

“Artbook Silang” di Animasi Club Bazarts vol.4 adalah acara yang memadukan semangat seni dan keingintahuan untuk belajar dari para seniman berpengalaman. Salah satu momen terbesar dalam acara ini adalah kehadiran Indonesia’s Sketchers Jogja yang turut serta dalam acara ini. Mereka hadir sebagai tamu khusus yang membawa semangat komunitas seni dan keterampilan luar biasa mereka. Peserta Artbook Silang memiliki kesempatan unik untuk berinteraksi langsung dengan para seniman berbakat ini dan berbagi pengalaman serta wawasan.

Jika Artbook Silang pada event yang telah berlalu para peserta membawa Artbook koleksinya, kali ini peserta lain juga memiliki kesempatan untuk melihat langsung kreatifitas seni yang tertuang pada sketchbook sebagai artbook karya mereka sendiri. Melalui hal tersebut mereka mendiskusikan aspek-aspek kreatif, teknik, dan inspirasi yang terkandung dalam setiap karya. Hadir pula CGI Artist Konan susanto membawa Artbook Illution of Life Disney Animation juga mas Weta Illustrator dari salah satu studio industri kreatif di Jogja.

Workshop Claydate bersama Rene Pottery

Pada hari yang penuh semangat, Animasi Club menghadirkan kolaborasi istimewa bersama @renepottery dalam workshop “Claydate.” Acara ini merupakan wadah yang memungkinkan para pencinta seni dan animasi untuk menggali kreativitas mereka dengan menggunakan clay sebagai media utama. Clay, dengan teksturnya yang lembut, lentur, dan kemampuan untuk dibentuk dengan mudah, menjadi alat yang sempurna untuk menciptakan bentuk karakter dan objek dalam dunia animasi. Clay berwarna-warni ini memungkinkan para peserta untuk mencocokkan clay dengan ide-ide mereka, menciptakan objek yang sesuai dengan keingininan peserta. Workshop ini tersedia bagi siapapun yang hadir, dengan biaya Rp 110.000,00 peserta tidak hanya membawa pengetahuan yang didapat tetapi juga membawa clay hasil dari praktek yang telah dilakukan.

TALKSHOW Ruang Obrol Bersama Arief Khoirul Alim dari Tampar Production

Pada sebuah acara talkshow yang penuh semangat, Bagas mewakili @ruangobrol membuka perbincangan dengan perkenalan dan segera memantik pertanyaan yang mengundang rasa ingin tahu: “Apa itu Tampar Production?” Acara ini merupakan kesempatan langka untuk menjelajahi perjalanan Tampar Production dalam dunia produksi film animasi dan eksplorasi projek terbaru mereka, “Wanara.”

Bagas dan Irul membuka perbincangan yang menjelaskan proyek-proyek terdahulu yang melibatkan Tampar Production. Mereka telah berkontribusi pada film-film seperti “Cahaya Dari Timur,” “Filosofi Kopi 1-2,” “Jalan Jauh Jangan Lupa Pulang,” dan “Ali Topan” dengan spesialisasi visual efek dan kontribusi dalam CGI. Ini adalah langkah awal yang membangun fondasi untuk pengalaman berharga yang akan datang. Arief Khoirul, atau yang akrab dipanggil Irul, telah terjun dalam industri ini sejak tahun 2015. Bersama dengan tim inti yang terdiri dari tiga orang, mereka memiliki cita-cita besar untuk menciptakan film animasi penuh, meskipun karakter IP dari orang lain. Irul terlibat dalam proyek-proyek seperti pembuatan video klip Baraswara untuk videoklip “Arus Merah.”

Proyek “Wanara” dan Inspirasi:

Salah satu fokus utama pembicaraan adalah proyek animasi yang sangat diantisipasi, “Wanara.” Komik “Wanara” memasukkan elemen-elemen Indonesia dengan cara yang unik dan menarik, Komik Wanara memasukkan elemen2 Indonesia secara klise, action, berkarakter. Menghadirkan adegan-adegan action yang penuh karakter dan visual yang mendalam.

“Kemampuan mas Weta (Kreator komik Wanara) dalam bercerita sangat menarik.

Referensi sebelumnya sering membaca komik terbitan colony.” ungkap Irul sebagai Sutradara sekaligus Produser dalam Film Animasi Wanara. Tampar Production tertarik untuk menghidupkan animasi ini dan membuatnya menjadi karya yang dapat dinikmati oleh banyak orang.

Tampar Production mulai bekerja pada “Wanara” pada tahun 2020, dengan tekad untuk menjalankan proyek tersebut bahkan tanpa sumber dana yang besar. Mereka mencari cara kreatif untuk mendanai produksi film ini, termasuk menjual merchandise “Wanara” melalui wanaraanimation.com. 

Selain tantangan keuangan, pembicaraan juga menyoroti berbagai hal yang telah berhasil dicapai dalam proyek “Wanara” sejauh ini, termasuk konsep seni dan trailer. Tampar Production tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini dengan target akhir tahun 2024.

Salah satu titik fokus adalah bagaimana Tampar Production mempertahankan konsistensi dalam menjalankan proyek ini. Mereka bergerak berdasarkan kepercayaan tim, memegang erat tujuan mereka, dan tetap transparan tentang masalah anggaran. Tampar Production juga memiliki proyek pendamping salah satunya “Tomcat” dan telah memiliki IP atasnya. Awalnya, proyek ini diikutkan dalam kompetisi film KPK advest. Talkshow ini menginspirasi dengan perjalanan Tampar Production yang penuh semangat dan komitmen dalam menciptakan animasi yang memukau. Semoga proyek “Wanara” dan “Tomcat” akan sukses dan menginspirasi lebih banyak orang untuk mengejar impian mereka dalam industri animasi.

FILM SCREENING

Menjelang malam yang cerah, Animasi Club Bazarts Vol.4 memutar 9 Film Animasi sebagai program “Road to CRAFT Animfest 2023”! Sembilan film pendek animasi dari berbagai negara dengan berbagai cerita dan teknik animasi diantaranya:

1. Stars and Rabbit karya Merry Wijaya (Indonesia)

2. Eaten, karya Mohsen Rezapur (Republik Islam Iran)

3. IAMMANNIKA, karya Dan Verzosa (Filipina)

4. Iridescent, karya Chiara Jazmine (Filipina)

5. Kua Bo, karya Qing Sheng Ang (Singapura)

6. Ambulance, karya Asharia Shofura (Indonesia)

7. Unearthly, karya Chan Guanhua (Singapura)

8. Ju Ren, karya Henry Zhuang & Harry Zhuang (Singapura)

9. The Deceased, karya Avishai Simchovits & Keren Or Zelingher (Israel)

Selanjutnya seusai pemutaran film, penonton berkesempatan untuk mengenal secara langsung tentang Craft Animfest melalui komunikasi dalam jaringan bersama Festival Director, Chonie Prysillia. Kusmalida memantik diskusi dengan pertanyaan yang mewakili penasaran penonton tentang Craft Animfest. Dalam diskusi tersebut Chonie menjelaskan dan mengenalkan kembali Craft Animfest mulai dari sejarah hingga konsep festival terhadap animasi di Indonesia.

Craft ANIMFEST pertama kali diadakan pada tahun 2017 dan diselenggarakan setiap tahun ganjil, bertepatan dengan hari lahirnya animasi yang diperingati secara internasional. Animasi Club adalah penyelenggara festival ini, dan tujuannya adalah mengembangkan ekosistem animasi di Indonesia. Festival ini dianggap sangat penting karena memberikan dukungan kepada pembuat film independen, baik yang beroperasi di bawah rumah produksi maupun secara independen. Festival ini juga memberikan apresiasi kepada pembuat film dalam bentuk “bayaran”, yang menjadi hal penting bagi para pembuat film independen.

Sebagai Festival Director, Chonie menjelaskan mengenai Craft ANIMFEST, sebuah festival yang merayakan berbagai teknik animasi dan bertujuan untuk mengembangkan ekosistem animasi di Indonesia. Festival ini adalah upaya untuk mengeksplorasi beragam teknik dan medium dalam animasi. Dimana biasanya animasi hanya menggaungkan 5 teknik padahal ada 20 teknik atau lebih.

Chonie menggarisbawahi pentingnya Craft ANIMFEST dalam mengembangkan ekosistem animasi di Indonesia. 

“Berkaca dari komunitas animasi didunia, dari sana bisa menemukan karakter khusus baik dari cerita maupun visual bagi creator. Sehingga teknik-teknik tertentu, visual baru muncul ke permukaan memberikan warna. Mengapa seberapa penting?? 1. Apresiasi 2. Memperkaya khasanah kreator. Kami mematahkan stigma bahwa membuat animasi tidak bergantung pada media komputer dengan spek tertentu, bahwa dengan media sederhana kita bisa membuat animasi. Sehingga creator bisa fokus pada konten tidak melulu teknis. Maka dari itu festival ini menghilight teknik Animasi Tradisional.”

ungkap Chonie Prysillia malam itu.

Craft ANIMFEST menerima ratusan film animasi dari berbagai pembuat film dan kemudian melakukan kurasi untuk memilih 90 film terbaik. Festival ini diadakan selama enam hari, mulai dari 23 hingga 28 Oktober. Seiring berjalannya waktu, festival ini telah berpindah lokasi dari Yogyakarta ke Malang. Film-film yang diputar dalam festival merupakan edisi Craft ANIMFEST tahun 2021. Fungsi festival ini sangat penting dalam menambah wawasan para pembuat film animasi, memperkaya produksi film di Indonesia, dan memberikan penghargaan kepada para kreator animasi yang berbakat.

Melalui Craft ANIMFEST, animasi tradisional dan kerajinan tangan diberi peran penting dalam memajukan dunia animasi, membuka peluang untuk lebih banyak kreator berbakat, dan mengilhami inovasi dalam teknik dan konten animasi. Festival ini membantu menggambarkan pentingnya keragaman dalam dunia animasi dan memberikan apresiasi yang layak bagi pembuat film independen.

PUNCAK ACARA & LIVE MUSIC

Berbagai program telah berlangsung mengisi kemeriahan Animasi Club Bazart Vol.4 bulan september ini. Live Music bersama Rossie & Chocolate membawa soundtrack animae berhasil menghibur juga membayar kelelahan peserta dan panitia yang penuh dengan semangat mengikuti kegiatan acara dari awal hingga akhir. Jangan lewatkan keseruan edisi yang akan datang ya. Sampai Jumpa di Animasi Club Bazart, selanjutnya. (NDL)

Penulis Artikel: Nastiti Dwi Lestari

Pengkaji Animasi, Creative Director, Journalist, Freelance Graphic Designer. Magister Student of Videography at ISI Yogyakarta. Aktif berkomunitas di Animasi Club.

More From Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like