Categories Artikel Belajar Sejarah

Anime 2.5D | Penggunaan CGI pada produksi anime di awal 2000s

Lelah oleh tuntutan produksi dan berharap mendapatkan pengalaman lebih lanjut dalam mengembangkan perangkat lunak grafik komputer, Arias menerima tawaran dari inovator perangkat lunak animasi 3D Softimage untuk bergabung dengan grup Proyek Khusus yang baru dibentuk, “S.W.A.T.” tim seniman dan insinyur dibentuk untuk membantu pelanggan utama kelas atas di lokasi.[10] Didorong oleh rekan-rekannya, Arias dengan cepat membenamkan dirinya dalam API rendering Mental Ray dan setelah itu mulai bereksperimen dengan teknik untuk mensimulasikan citra animasi tradisional menggunakan alat grafik komputer.[11] Penelitian ini menyebabkan Arias mengembangkan dan akhirnya mematenkan Toon Shaders dari Softimage, perangkat lunak rendering untuk memfasilitasi integrasi citra grafik komputer dengan animasi cel. Toon Shaders yang baru dicetak di tangan, Arias bekerja sama dengan staf DreamWorks Animation dan Studio Ghibli untuk menambahkan cita rasa visual yang berbeda pada animasi hibrida tradisional/digital dari film Prince Of Egypt, The Road to El Dorado, dan Princess Mononoke karya Hayao Miyazaki ( もののけ姫, Mononoke-hime) dan Spirited Away (千と千尋の神隠し, Sen to Chihiro no Kamikakushi).


Era awal 2000-an menandai transformasi besar dalam industri anime, terutama dalam penggunaan CGI (Computer-Generated Imagery). QUote diatas adalah salah satu contoh bagaimana teknologi CGI diciptakan untuk mencapai style tertentu pada kualitas dan gaya bercerita yang powerfull.

Bisa dibilang era 2000s adalah era “Renaissance  Anime”. Sebagai salah satu bentuk animasi digital, CGI memungkinkan studio untuk menciptakan visual yang lebih kompleks, dinamis, dan menarik.

CGI (Computer-Generated Imagery) dalam proses pembuatan anime adalah penggunaan teknologi komputer untuk menciptakan elemen visual, baik itu karakter, objek, atau latar belakang, yang ditampilkan secara tiga dimensi (3D) atau dua dimensi (2D). CGI memungkinkan animator untuk membuat efek visual yang sulit atau tidak mungkin dilakukan dengan metode animasi tradisional. Dalam anime, CGI sering digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan memberikan kedalaman visual yang lebih kompleks.


Peran CGI dalam Pembuatan Anime

  1. Penciptaan Latar dan Efek Visual
    CGI sering digunakan untuk membuat latar belakang yang dinamis, seperti kota futuristik, adegan luar angkasa, atau pertempuran yang penuh efek spesial. Contohnya adalah anime seperti Ghost in the Shell (1995) yang menggunakan CGI untuk menambahkan elemen digital pada dunia cyberpunk-nya. CGI sering digunakan untuk efek spesial seperti ledakan, sihir, atau partikel. Dalam Demon Slayer, CGI membantu menciptakan efek elemen seperti air dan api yang bergerak dengan indah.
  2. Animasi Karakter dan Objek
    Karakter atau objek yang kompleks, seperti robot, kendaraan, atau monster besar, sering dirender dalam CGI untuk memastikan gerakan yang halus dan presisi. Serial seperti Knights of Sidonia dan Land of the Lustrous sepenuhnya menggunakan CGI untuk karakter dan latar, memberikan gaya visual unik yang berbeda dari animasi tangan tradisional.
  3. Integrasi dengan Animasi Tradisional
    Dalam banyak anime, CGI digunakan bersamaan dengan animasi 2D tradisional. Teknologi ini memungkinkan penciptaan adegan aksi dengan kamera bergerak bebas di ruang 3D, seperti pada anime Attack on Titan dan Demon Slayer. Hasilnya, adegan terlihat lebih imersif tanpa kehilangan estetika khas anime.
  4. Menciptakan Latar Belakang Dinamis
    CGI digunakan untuk merancang latar belakang yang kompleks seperti kota futuristik, dunia fantasi, atau ruang angkasa. Contoh terkenal adalah Ghost in the Shell (1995), di mana CGI digunakan untuk menampilkan lanskap cyberpunk yang imersif.
  5. Mempermudah Animasi Objek Kompleks
    Objek besar seperti robot, kendaraan, atau monster sering dirender dalam CGI untuk memastikan pergerakan yang halus dan detail. Serial seperti Neon Genesis Evangelion: Rebuild memanfaatkan CGI untuk adegan pertempuran mecha yang dinamis
  6. Integrasi Kamera Dinamis
    Dengan CGI, sudut kamera dapat bergerak secara bebas di ruang 3D, menciptakan adegan aksi yang lebih dramatis. Serial Attack on Titan sering menggunakan teknik ini untuk adegan terbang dan pertempuran.
  7. Mengurangi Waktu Produksi
    CGI membantu mempercepat proses animasi dengan mengotomatisasi gerakan kompleks atau penggambaran ulang elemen yang sering muncul. Ini memungkinkan studio menghasilkan lebih banyak konten dengan kualitas tinggi dalam waktu lebih singkat.

CGI terus berkembang dalam produksi anime, menjadikannya alat penting untuk meningkatkan kreativitas visual sambil tetap menjaga esensi seni animasi Jepang. Teknologi pengembangan software dan hardware terpacu untuk mewujudkan imaginasi tanpa batas. Developer, technical, dan seniman komputer grafis berlomba-lomba menguasai dan menemukan pengalaman-pengalam baru dan bereksperiment dengan segala kemungkinan.

Final Fantasy: The Spirits Within, Tonggak CGI di Era 2000-an

Final Fantasy: The Spirits Within (2001) adalah film animasi Jepang yang mencetak sejarah dengan penggunaan penuh teknologi CGI dan motion capture. Diproduksi oleh Square Pictures, film ini dipimpin oleh kreator Final Fantasy, Hironobu Sakaguchi, dengan visi menciptakan karakter dan dunia fotorealistik. Teknologi seperti subsurface scattering digunakan untuk menghasilkan kulit manusia yang tampak hidup, sementara motion capture merekam gerakan aktor untuk memberikan animasi tubuh yang realistis. Proyek ini menghadirkan model karakter yang mendetail hingga ke helai rambut individu dan gerakan otot wajah, menjadikannya salah satu karya animasi paling ambisius pada masanya.

Meskipun menjadi tonggak dalam dunia animasi, The Spirits Within mengalami kegagalan komersial dengan kerugian besar akibat tingginya biaya produksi. Namun, warisan teknologinya memengaruhi film CGI dan animasi di masa depan, termasuk karya-karya seperti Final Fantasy VII: Advent Children (2005). Terlepas dari respons pasar, film ini dikenang sebagai pionir dalam menggabungkan seni dan teknologi untuk mendefinisikan ulang batasan animasi modern.


Berikut adalah sepuluh film fitur anime terkenal dari studio-studio besar seperti Ghibli, Studio 4°C, Makoto Shinkai, Madhouse, dan Gainax yang memanfaatkan CGI sebagai elemen integral dalam produksi film anime mereka.


1. Spirited Away (2001) – Studio Ghibli

Disutradarai oleh Hayao Miyazaki, Spirited Away adalah salah satu film anime paling ikonis. CGI digunakan secara strategis untuk menciptakan efek transisi yang halus, seperti perubahan bentuk Yubaba dan lingkungan pemandian. Teknologi CGI juga dimanfaatkan untuk memperhalus pergerakan kamera, memberikan ilusi kedalaman pada latar belakang, dan mengintegrasikan elemen-elemen visual yang rumit. Studio menggunakan software seperti Softimage 3D untuk menghasilkan efek-efek digital yang menyatu dengan animasi tangan tradisional. Proses ini memungkinkan adegan-adegan magis dan atmosferik terasa lebih nyata tanpa kehilangan karakteristik khas Studio Ghibli.

Tambahan:

Pada film Howl’s Moving Castle (2004), Studio Ghibli kembali menggunakan CGI untuk menciptakan kastil bergerak Howl yang kompleks. CGI membantu menghadirkan detail mekanis pada kastil sekaligus menjaga keselarasan dengan animasi tangan. Teknologi yang digunakan termasuk Softimage dan beberapa tool khusus yang dikembangkan oleh tim internal studio.

2. Metropolis (2001) – Madhouse

Pemandangan kota yang megah, kompleks, dan berlapis-lapis sepenuhnya bergantung pada teknologi CGI untuk memberikan kedalaman dan detail. Diarahkan oleh Rintaro dengan naskah dari Katsuhiro Otomo, Metropolis menggunakan CGI secara ekstensif untuk membangun dunia futuristik yang mengagumkan. CGI memainkan peran penting dalam menciptakan pemandangan kota yang berlapis-lapis, memberikan kedalaman visual, dan memperkuat atmosfer futuristik. Teknologi seperti Autodesk Maya digunakan untuk merancang dan merender elemen-elemen kota, sementara integrasi CGI dengan animasi tangan menjaga keaslian gaya anime. Adegan-adegan dengan skala besar, seperti parade robot, sangat bergantung pada efek digital untuk memberikan sensasi spektakuler.

3. Millennium Actress (2001) – Madhouse

Film karya Satoshi Kon ini memanfaatkan CGI untuk memperkuat transisi antar adegan dan waktu yang unik, yang menjadi ciri khas narasi uniknya. CGI digunakan untuk menciptakan pergerakan kamera virtual yang halus, yang sering kali tidak mungkin dicapai dengan metode animasi tradisional. Teknologi seperti Adobe After Effects memungkinkan penciptaan adegan yang tampak “meluncur” di antara berbagai latar dan waktu, menambah kedalaman dan dinamika narasi visual. CGI juga digunakan dalam beberapa adegan simbolis untuk menambahkan efek atmosfer yang mendukung emosi cerita.

Rujukan: Wawancara Satoshi Kon di Anime News Network.

4. Tekkonkinkreet (2006) – Studio 4°C

Disutradarai oleh Michael Arias, Tekkonkinkreet mengintegrasikan CGI secara mendalam untuk menciptakan suasana kota Treasure Town yang penuh detail dan dinamis. Studio menggunakan Softimage XSI untuk memodelkan dan mengatur struktur arsitektur kota yang rumit, memberikan kedalaman perspektif dan nuansa realistis. CGI juga memungkinkan gerakan kamera yang fluid, yang memperkuat atmosfer kota sekaligus menjaga harmoni dengan elemen animasi tangan. Kombinasi ini membantu menciptakan pengalaman visual yang unik, di mana CGI tidak hanya menjadi alat teknis, tetapi juga bagian integral dari narasi visual film.

Michael Arias, yang terlibat dalam Tekkonkinkreet, memang memiliki latar belakang sebagai pengembang teknologi dan animator. Studio 4°C terkenal menggunakan berbagai alat untuk mencapai visi kreatif mereka.

Rujukan: Tekkonkinkreet di Filmconnoisseur.

5. Ghost in the Shell 2: Innocence (2004) – Production I.G

Disutradarai oleh Mamoru Oshii, film ini adalah mahakarya visual yang memanfaatkan CGI untuk menciptakan dunia cyberpunk yang menakjubkan. CGI digunakan untuk memberikan tekstur realistis pada desain mecha, efek holografis, dan latar belakang kota futuristik. Studio memanfaatkan software seperti Softimage dan Flame untuk menghadirkan detail-detail kompleks, seperti refleksi kaca dan cahaya neon, yang memperkuat atmosfer film. Adegan-adegan seperti parade boneka dan pertempuran mecha adalah contoh bagaimana CGI menambah dimensi visual.

6. The Place Promised in Our Early Days (2004) – Makoto Shinkai

Film panjang pertama Makoto Shinkai ini menampilkan CGI sebagai elemen penting untuk menciptakan estetika visualnya yang khas. CGI digunakan untuk memberikan kedalaman perspektif pada lanskap, seperti menara misterius yang mendominasi cakrawala. Pemandangan langit dan cahaya juga dikerjakan dengan CGI untuk menambah efek dramatis. Shinkai menggunakan Adobe After Effects dan LightWave 3D untuk memadukan elemen digital dengan karakter yang digambar tangan, menciptakan tampilan yang memikat dan emosional.

7. Appleseed (2004) – Digital Frontier

Film ini menonjolkan CGI dalam setiap aspeknya, dari karakter hingga lingkungan. CGI digunakan secara penuh untuk menciptakan dunia 3D dengan gaya cel-shading yang mempertahankan tampilan tradisional anime. Software seperti 3ds Max dan MotionBuilder digunakan untuk animasi karakter dan simulasi pergerakan. Integrasi CGI memungkinkan adegan pertempuran terlihat lebih realistis, sementara teknologi motion capture membantu meningkatkan ekspresi karakter.

8. Steamboy (2004) – Sunrise

Disutradarai oleh Katsuhiro Otomo, Steamboy adalah salah satu film dengan penggunaan CGI paling intensif pada masanya. CGI digunakan untuk menciptakan mesin-mesin uap yang rumit, serta adegan-adegan aksi dengan perspektif dinamis. Studio menggunakan Maya untuk pemodelan 3D dan RenderMan untuk rendering akhir. Integrasi CGI dan animasi tangan memungkinkan film ini mempertahankan estetika anime klasik sambil menghadirkan visual yang lebih realistis.

9. Paprika (2006) – Madhouse

Karya visioner lain dari Satoshi Kon, Paprika memanfaatkan CGI untuk menciptakan efek mimpi yang surreal dan transisi antarrealitas. CGI digunakan untuk adegan-adegan yang melibatkan parade mimpi, memberikan kesan fluiditas yang hanya bisa dicapai dengan teknologi digital. Autodesk Maya digunakan untuk menciptakan efek visual yang memukau, seperti distorsi ruang dan perpindahan antar dimensi. CGI juga mendukung penggabungan berbagai elemen simbolis yang memperkuat tema film.

10. Evangelion: 1.0 You Are (Not) Alone (2007) – Gainax dan Khara

Film ini adalah remake dari seri asli Neon Genesis Evangelion dengan pembaruan visual yang signifikan. CGI digunakan untuk memperkuat skala dan intensitas pertempuran antara Eva Units dan para Angel. Studio menggunakan software seperti ZBrush untuk desain mecha dan Autodesk Maya untuk animasi. CGI memungkinkan penciptaan lingkungan yang lebih detail, seperti kota Tokyo-3 yang dapat bergerak, serta efek ledakan dan energi yang spektakuler.


CGI Berdampak pada Estetika Anime

Penggunaan CGI di awal 2000-an membantu studio anime menjelajahi teknik baru yang memperluas batasan narasi dan visual. Meskipun beberapa penonton awalnya skeptis terhadap integrasi CGI, pendekatan 2.5D — kombinasi animasi tradisional dengan elemen digital — kini menjadi norma dalam produksi anime modern.

Era ini membuka jalan bagi generasi baru pembuat film anime untuk terus bereksperimen dan menciptakan karya yang menggabungkan seni dan teknologi dengan cara yang harmonis.

 “Art challenges technology, and technology inspires art.” ~John Lasseter

Penulis

Sutradara animasi independen. Founder Animasi Club & Co-founder @craftanimfest. Aktif bekerja di HIZART STUDIO @hizarts @hizaro

Tulisan Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like