Categories Film Review

THE WAR OF THE ROHIRRIM: Adaptasi Middle-Earth Jadi Anime!

Peter Jackson, sutradara dibalik trilogi film The Lord of the Rings dan The Hobbit, kini menghadirkan kisah baru dari dunia Middle-Earth dalam gaya anime Jepang. Disutradarai oleh Kenji Kamiyama, film animasi ini menggunakan teknik 2D hand-drawn tradisional & diproduksi oleh Sola Entertainment di Tokyo sejak Juni 2021.

Keluarga Kerajaan Rohan yang dipimpin Raja Helm Hammerhand
Poster film The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim

Epos Middle-Earth & Ksatria Berkuda Rohirrim 

Kisah ini berlatar 183 tahun sebelum Perang Cincin, saat Kerajaan Rohan telah berdiri hampir 2 abad. Sebuah perang saudara pecah setelah Héra, putri raja Rohan yang bebas & petualang, menolak lamaran Wulf, putra kepala suku Dunlendings. Lamaran itu terjadi dalam kunjungan politis ke istana Rohan, tetapi Héra menolaknya karena tak ingin terikat oleh pernikahan dengan siapapun. 

Kecewa, Freca Dunlendings– ayah Wulf & kepala suku– menantang duel satu lawan satu dengan Raja Helm Hammerhand. Namun, ia tewas akibat satu pukulan telak sang raja. Wulf menganggap itu sebagai penghinaan bagi sukunya & membalasnya dengan perang. 

Pasukan Berkuda Rohirrim

Perang pun tak terelakkan, menyeret bukan hanya anggota keluarga Raja Helm, tetapi seluruh rakyat Rohan. Mereka terpaksa mengungsi ke benteng Hornburg, terpojok di musim dingin yang mendekat. Alih-alih menikahi Héra untuk mengangkat derajat sukunya & mewarisi tahta Edoras, Wulf justru membakar istana & rumah-rumah rakyat setelah bersekutu dengan pasukan Mûmakil. Demi mengklaim kekuasaan atas Rohirrim & menuntut balas, ia tak ragu mele

Tahta raja tak bisa direbut hanya dengan perang musim dingin. Raja Helm membuktikan diri sebagai penguasa terkuat Rohan dengan mempertahankan benteng terakhir rakyatnya. Sementara Héra, satu-satunya putri kerajaan, berhasil mengirim seruan bantuan kepada pasukan berkuda Rohirrim yang datang lebih awal. Meski situasi sulit, ia terus menyemangati para komandan kavaleri & siap memimpin pertahanan terakhir demi mempertahankan Rohan sebagai pewaris terakhir kerajaan. 

Helm Hammerhand dalam mempertahankan Benteng Hornburg

Gadis Perisai Kehormatan Rohan 

Untuk pertama kalinya dalam adaptasi sinema Middle-Earth, Héra menjadi karakter utama perempuan yang diangkat dari novel J.R.R. Tolkien. Dalam novel aslinya, ia hanya disebut sebagai “putri raja Helm” tanpa nama. Diperankan oleh Gaia Wise, Héra digambarkan sebagai pengelana bebas dengan bakat bertarung setara pria. Meski kuat & mandiri, ia tetap setia pada kerajaan, memahami tanggung jawabnya sebagai putri raja di tengah krisis. Penolakannya terhadap Wulf pun direstui Raja Helm, yang menyadari niat tersembunyi dibalik kedatangan Dunlendings sejak awal. 

Di Edoras, menjadi prajurit & bertempur adalah kebanggaan, bahkan bagi seorang wanita. Héra meski bangsawan, tak ingin terikat dalam hubungan asmara. Sejak lama, wanita Rohan sudah dianggap sebagai perisai kerajaan, teteapi kini simbol itu hanya tersisa dalam sigil tua istana bernama Shieldmaiden of Rohan (Gadis Perisai Rohan). 

Shieldmaiden of Rohan’ merujuk pada Éowyn, ksatria wanita mandiri yang muncul di The Lord of the Rings: The Two Towers dan The Return of the Kings. Aktris aslinya, Miranda Otto, menjadi narator dalam film ini. Éowyn & Héra memiliki keterkaitan kuat sebagai sosok wanita yang meski tidak sekuat karakter heroik lainnya, memiliki keteguhan mental. Mereka tidak terdorong oleh ego untuk merebut tahta atau menaklukan orang lain hanya karena status bangsawan. “Héra remained wild & free until the end of her days,” adalah kalimat yang menggambarkan protagonis wanita Rohirrim & menginspirasi Kenji Kamiyama dalam menciptakan spin-off Middle-Earth ini. Kenji terpesona oleh Héra, yang mampu memimpin & menggerakkan para pria kuat di sekitarnya dengan inisiatifnya.

Héra vs. Wulf di depan Benteng Hornburg

Warner Bros Animation bekerjasama dengan WingNut Films & Domain Entertainment, tetap mempertahankan gaya Peter Jackson dalam menggambarkan perang besar sebagai bagian dari narasi. Dengan dukungan concept artist Richard Taylor, Alan Lee & John Howe, serta arsip visual Middle-Earth dari Wētā FX di New Zealand, Kenji Kamiyama menghadirkan cerita yang realistis, namun tetap bernuansa shounen khas Jepang, seperti dalam komik & anime. 

Héra & Great Eagle

Selama 2 jam 14 menit, film ini memanjakan mata dengan detail warna Rohan & Edoras yang lebih kaya dibanding kebanyakan anime. Ditambah kehadiran berbagai makhluk monster seperti Mûmakil (gajah raksasa), Great Eagle, Crebain of Dunland (kawanan gagak mata-mata), Watcher in the Water (monster cumi), jelas ada satu yang paling membuat Héra ketakutan! 

Bernostalgia dengan Animasi

Bagi penikmat lama trilogi Lord of the Rings, film ini menjadi pengingat menyenangkan yang seru untuk diikuti, dari sisi musik berupa folksong & terompet horn Rohirrim banyak bergema mewarnai banyak adegan-adegan heroik ksatria Rohan.

Dari sisi cerita yang berlatar jauh sebelum Perang Cincin, adegan pencarian cincin mustika oleh Orc tetap terhubung ke kisah utama Lord of the Rings. Kehadiran Saruman sebagai penjaga Menara Isengard pasti sudah tidak asing bagi para fans cerita kerajaan Rohan ini. 

Bagi yang mencari film animasi panjang dengan nuansa berbeda, The War of the Rohirrim bisa jadi pilihan. Sejak trailer perdananya tayang tahun lalu di kanal Warner Bros Entertainment & New Line Cinema, film ini menampilkan karakter-karakter kuat di dunia Middle-Earth seperti Helm Hammerhand yang tangguh melawan Wulf, si karismatik yang berambisi merebut Edoras.

Selain animasinya yang digarap detail, penonton bisa melihat proses pembuatannya di kanal Youtube Warner Bros Entertainment. Siapa tahu, di masa depan ada adaptasi serupa yang dikerjakan oleh animator maupun kru dari Indonesia!

Playlist Behind the Scene “The War of the Rohirrim” Youtube Warner Bros Entertainment

Terkadang kekuatan tersembunyi di balik senyuman orang-orang sederhana–  seperti rakyat biasa yang tak pernah berperang, dari pelayan istana hingga nenek tua berjubah lusuh. Mereka mendukung Héra Hammerhand, sang protagonis wanita dengan pedang & tameng. Ia membawa semangat kebebasan sebagai perempuan yang mandiri & tangguh, meski tantangan yang dihadapinya jauh lebih besar dari yang dibayangkan. (Penulis: MasHa ; Editor: @hizaro)


Penulis

IIustrator, bergabung sebagai volunteer dan membantu kerja-kerja
visual seperti ilustrasi, desain, dan poster.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like