Sumber gambar: Youtube – Adult Swim
Berlatar sebuah kota fiksi yang terkena kutukan misterius, ‘Uzumaki’ adalah karya ikonik yang membuat gempar dunia komik horor. Komik psikologis dan supernatural ini diciptakan oleh kreator asal Jepang, Junji Ito, dan terbit pada Januari 1998 hingga Agustus 1999. Awalnya, Junji Ito berencana untuk menulis sebuah cerita tentang kehidupan di sebuah rumah teras panjang, dan memutuskan untuk menggunakan simbol spiral sebagai elemen visual-simbolik utama dalam kisahnya.
Setelah diterbitkan, “Uzumaki” mendapatkan banyak perhatian publik dan sering dianggap sebagai salah satu karya terbaik Junji Ito. Ia percaya bahwa keberhasilan manga ini terletak pada cara menampilkan simbol-simbol dengan inovatif. Alhasil komik ini masih sering dibicarakan oleh penggemar komik horror hingga sekarang, walaupun terbit pertama kali pada dua dekade yang lalu. Menurut Junji, mengubah cara-cara menampilkan simbol dari keindahan menjadi lebih mengganggu dan aneh, adalah faktor utama di balik kesuksesan karya ini.
Pada tahun 2018, beberapa cerita dari manga Junji Ito diadaptasi oleh Studio Deen menjadi 12 episode serial animasi/anime dengan judul “Junji Ito Collection”.
Seperti yang kita tahu, adaptasi manga ke anime sudah sering dilakukan, khususnya di industri animasi Jepang. Manga sering diadaptasi ke dalam bentuk anime karena kekuatan visual dan naratif yang ditawarkannya, memungkinkan cerita yang kompleks dan karakter yang mendalam, untuk dihidupkan pada layar dengan cara yang dinamis dan menarik. Adaptasi anime memberikan kesempatan untuk memperkenalkan manga kepada audiens yang lebih luas dan menarik penggemar baru melalui animasi yang memukau dan soundtrack yang mendalam.
Contoh sukses dari adaptasi manga ke anime adalah karya populer ‘One Piece’, yang menunjukkan keberhasilan transmedial dari sebuah manga menjadi ribuan episode serial anime, bahkan diikuti dengan adaptasi film live action di Netflix, yang menuai banyak pujian. Adaptasi lintas media ini berhasil membawa dunia One Piece yang luas dan karakter-karakter ikoniknya ke dalam karya audio-visual bergerak, dengan cara yang segar dan inovatif. Hal ini membuktikan daya tarik manga yang memiliki potensi luas untuk diterjemahkan ke berbagai bentuk media.
Bisa juga kita melihat contoh yang ramai dibahas baru-baru ini. Manga one shot ‘Look Back’ karya Tatsuki Fujimoto yang, meski bukan adaptasi serial, juga menunjukkan kekuatan adaptasi film animasi. Karya ini berhasil mendapatkan pujian luas sebagai salah satu film anime terbaik. ‘Look Back’ menyajikan cerita yang emosional dan mendalam, dengan kualitas animasi yang tinggi, sehingga menambah daftar sukses adaptasi manga dalam berbagai bentuk media.
Mengadaptasi komik menjadi animasi secara umum adalah proses yang penuh tantangan, mengingat perbedaan mendasar antara kedua format tersebut. Salah satu tantangan utamanya adalah mengonversi visual dari komik ke dalam animasi bergerak tanpa kehilangan esensi gaya dan detail yang seringkali menjadi ciri khas komik tersebut.
Sutradara harus memastikan bahwa desain karakter dan latar belakang esensial untuk dibuat seperti karya aslinya, di samping menciptakan animasi yang mulus dan menarik. Selain itu, aspek naratif juga memerlukan penyesuaian. Dialog dan alur cerita yang kuat dalam komik sering kali harus diadaptasi agar sesuai dengan format animasi guna menjaga ritme dan durasi episode.
Semua faktor ini memerlukan kerjasama yang cermat antara penulis naskah, animator, dan art director untuk menciptakan adaptasi yang berhasil dan memuaskan. Jadi, tidak jarang banyak kreator komik merasa sangat terikat pada visi mereka dan memilih membatasi adaptasi untuk menjaga integritas karya mereka. Alan Moore adalah contohnya. Salah satu penulis komik ternama asal Inggris ini terkenal tidak nyaman karya-karyanya mengalami adaptasi audio-visual. Melihat bagaimana dua karyanya ‘V for Vendetta’ dan ‘Watchmen’ diadaptasi menjadi film dan serial TV, Moore diberitakan menolak adaptasi lain dan, sering kali mengekspresikan ketidakpuasan terhadap adaptasi karya-karyanya.
Tampaknya beberapa faktor di atas juga merupakan tantangan yang tidak mudah dihadapi pada pengerjaan anime ‘Junji Ito Collections’. Pada serial tersebut, konversi visual dari manga ke anime dinilai tidak berhasil menyeimbangkan antara menjaga kepuasan penggemar setia manga, dan menarik penonton baru yang mungkin tidak familiar dengan materi aslinya. Akibatnya, adaptasi ini kurang diterima dan mendapat banyak kritik dari penggemar yang menilai detail-detail visual khas Junji Ito dalam manga horornya tidak digambarkan dan dihidupkan dengan baik oleh versi anime-nya.
Sumber gambar: IMDB – Junji Ito Collection
Dunia Junji Ito begitu kuat dan berkesan karena detail goresan pada simbol-simbol anehnya lah yang selalu berhasil membuat pembaca merasa tidak nyaman. Detail goresan ini rupanya sulit dikejar oleh adaptasi anime dengan segala percepatan industrinya.
Kritik ini tampaknya didengar oleh Junji Ito. Di tahun 2019, Adult Swim, mengumumkan teaser pertama adaptasi manga Junji Ito berjudul “Uzumaki”. Adult Swim adalah blok program televisi yang ditayangkan oleh jaringan Cartoon Network di Amerika Serikat yang bekerja sama dengan Studio Drive dalam produksi serial animasi ini. Proyek ‘Uzumaki’ kemudian lama tak terdengar kabar perkembangannya. Hingga beberapa bulan yang lalu dikabarkan akan rilis empat episode serial mininya pada tanggal 28 September 2024. Adaptasi ini hanya berfokus pada satu judul dari berbagai cerita karya Junji Ito, dan dieksekusi dengan mempertahankan detail goresan dan warna monokrom khas komiknya.
Di sisi lain, tahun 2023 yang lalu, Studio Deen kembali merilis serial anime adaptasi manga Junji Ito mereka dengan judul ‘Junji Ito Maniac’ bekerja sama dengan sebuah platform streaming, Netflix. Meski dengan visual yang dinilai lebih baik dari ‘Junji Ito Collection’, kritik yang sama masih dilontarkan, yaitu perihal esensi visual Junji Ito yang tidak cukup mewakili kekuatan karyanya.
Sumber gambar: Youtube – Netflix Japan
Menurut kalian, apakah adaptasi yang akan rilis di Adult Swim nanti akan berhasil membuat penggemar horror merinding atau masih akan mengulang kegagalan yang sama seperti adaptasi-adaptasi sebelumnya? Sembari menunggu, sila tonton preview ‘Uzumaki’ di sini: